12 Januari 2018
Tanggal diatas, mungkin merupakan tanggal biasa untuk beberapa orang, tak ada yang menarik sama sekali. Tapi ada juga yang pada tanggal itu mengalami hal yang tak bisa orang itu lupakan. Entah menyenangkan ataupun menyedihkan, atau bahkan membuatnya marah. Ya, salah satunya adalah aku.
Tepat pada tanggal tersebut, ada sepenggal cerita yang mungkin tak tuntas aku ceritakan disini. Pengalaman yang membuatku membenci diriku sendiri. Aku marah dengan aku dan entah sampai kpan aku bisa memaafkan diriku sendiri.
Aku, merupakan perempuan remaja menuju dewasa yang memiliki pengalaman tak mengenakkan tentang masa kecil. Mungkin lebih tepatnya memgenai kasih sayang. Entah kapan tepatnya aku paham apa artinya kasih sayang. Terlebih kasih sayang orangtua. Ketika kecil, yang aku tau hanyalah persoalan "membandingkan". Bukan perbandingan Matematika yang aku maksud. But, ahh you know what I mean lah yaa. Membandingkan satu dengan yang lain. Kira-kira seperti itu. Tapi aku tak pernah melawan apabila dibanding-bandingkan. Namun, aku terus memikirkan, apakan itu benar? Apakah memang aku yang salah? Mengapa engkau tak percaya pada ku? Mengapa selalu dia? Hahhh masih banyak lagi pikiran-pikiran tak jelas serupa itu. Jatuhnya, saat ini, saat usia sekarang ini, aku menjadi perempuan yang mungkin lemah dimata orang-orang ayau teman-teman. Dapat dikata aku adalah orang yang tak pernah punya niat marah dengan orang lain. Apabila ada suatu kesalahan, entah itu kesalahanku atau dia, pastilah aku menyalahkan diri sendiri terlebih dahulu. Aku yakin itu salahku. Mungkin seperti itu.
Ketakutanku pada masa lalu tak ingin kulakukan. Mengerjakan sesuatu dengan sangat hati-hati, mungkin itu buruk, tapi bagaimana lagi? Kemudian, aku sangat sangat takut untuk menyakiti hati orang lain. Apalagi terhadap anak kecil. Ya. Karena masa lalu yang sempat aku rasakan saat aku kecil. Aku tak mau itu terjadi pada anak kecil lainnya. Tapi apaaa? Di tanggal di ataslah aku melakukan apa yang tidak aku sukai. Apa yang selama ini tidak aku inginkan. Yang selama ini aku takutkan. AKU MELAKUKANNYA. Dan kamu tau? Aku melakukannya terhadap ANAK KECIL. Dia merasakan jadi aku saat aku masih diusia mereka.
Sungguh, AKU MARAH dengan AKU. AKU BENCI dengan AKU. Entah kapan aku bisa memaafkan diriku sendiri. Ini menjadi trauma. Aku bahkan trauma melihat atau bahkan bersama dengan anak kecil. Aku butuh waktu menyendiri entah sampai kapan. Aku tak kuasa bertemu. Tak ada niat sama sekali untuk memperlakukan kamu (nak, Lina) seperti kejadian saat itu. Sungguh. Aku sungguh menyayangimu. Sayang. Sepenuh hati. Maafkan aku yang terlampau buruk untuk membimbingmu.
Aku mungkin bukan pengajar yang baik. Tak ada niat sama sekali untuk menjadi seorang guru. Aku adalah pengajar terburuk. Maafkan aku.